“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya menyeru kamu pada suatu yang menghidupkan kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada- Nyalah kamu akan dikumpulkan” (QS. 08:24)
Ayat ini menggambarkan dakwah sebagai sesuatu yang menghidupkan, atau membuat hidup menjadi bermakna. Hakikat hidup adalah “berkembang”. Tanpa makna ini berarti mati. Dakwah membuat manusia berkembang dengan potensi yang ia miliki menuju kesempurnaan fitrah dan tujuan hidup. Esensi dakwah adalah bagaimana mengantarkan manusia menemui kebahagiaan hidup, dunia dan akhirat.
Namun manusia dihadapkan pada dua kecenderungan dalam dirinya yakni, kebaikan & keburukan. Potensi kebaikan itu dapat digali dan diolah hanya dengan ilmu tentang nilai-nilai kehidupan. Sebaliknya kebodohannya akan nilai-nilai kehidupan membuat manusia terjebak dalam kerusakan. Disinilah dakwah diharap dapat menyadarkan manusia akan arti hidupnya, menunjukkan kemana harus melangkah dan bagaimana memaknai serta menyikapi setiap peristiwa yang ia hadapi. Maka dakwah hendaknya menyentuh pola “berpikir” dan “berasa” seseorang, agar ia merasa bahwa hidup ini tidak sia-sia, agar ia mampu memahami dan memberi nilai pada kehadirannya di dunia.
Jadi dakwah membuat kita mampu memandang kehidupan dengan jernih, hidup ini bermakna. Kehadiran sesuatu yang indah dalam hidup seseorang, menjadikan perjalanan hidupnya penuh warna, harmonis, ada rasa nikmat yang memuaskan hati, ada suatu makna hidup dan perasaan haru yang mendalam, yang seringkali membawa kita pada suatu perasaan yang rendah hati, dan semangat hidup, sehingga kehidupannya tetap bertahan secara kreatif, tanpa dihancurkan oleh rasa frustasi. Dengan kesadaran itu kita akan berani menghadapi hidup.
Saat kita berani menghadapinya, kita temukan bahwa hidup ini indah…..sangat indah. Keindahan ada di setiap saat. Mulailah hari kita dengan meniatkan diri untuk merasakan setiap keindahan yang hadir di setiap detik. Bukalah pikiran dengan hati kita. Carilah keindahan dari apa yang hadir di hadapan kita. Ketika hujan turun, rasakan kesejukan yang ditebarkannya ke penjuru bumi. Amati keindahan setiap tetes air hujan. Meski guntur dan kilat bersahutan, carilah keindahan yang hanya sekejap hadir, bagaimana kita menanti lampu blitz fotografer yang menangkap senyum terbaik kita. Ketika panas tiba, rasakan kehangatan yang menyelimuti udara. Carilah sinar matahari bagaikan burung-burung kecil yang sedang mengeringkan sayapnya. Bahkan ketika hujan dan panas datang bersamaan, carilah keindahan disana. Hanya karena hujan dan sinar mataharilah maka pelangi akan nampak keindahannya bukan?!!.
Sedikit sekali orang yang mampu menghadapi hidup ini dengan gagah berani. Kegagahan tidak harus menampakkan otot kekar, wajah tegar, atau suara menggelegar. Keberanian tak mesti ditunjukkan di medan pertempuran atau jadi pahlawan yang namanya terukir di batu-batu peringatan. Karena, ternyata aturan keberanian dalam hidup ini sangat sederhana hadapi saja dengan senyum di bibir, kesederhaan berpikir, dan kegembiraan dalam dzikir. That is Dakwah….Goodluck for you. Barakallahu fiik.
Dakwah…….
entah dalam bhasa apa aku harus merangkainya
dan seperti inilah jalan dakwah mengajarkan tentang ukhuwwah
bukan menuntut namun memberi
ada yang dilepas ada yang dicencang
tidak enak memang namun demikianlah disini di sebuah kampus yang orang-orang bijak menyebutnya sebagai Universitas Kehidupan , Fakultas Langit jurusan Semesta berzikir daklwah telah mengubah si pengecut menjadi seorang diplomat dalam urusan lobi2 ma guru hampir sempurna
atau dakwah telah mengubah si pendiam menjadi sang pemikir utama setiap acara atau event keislaman dan kadang ia merubah total jalan hidup sang anak hedon dengan shibgah ia kembali bersama cucuran air mata penyesalan atas maksiat yang dulu ia kerap melakukan
kadang tidak sesuai dengan realita, biarlah berjalan