Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Oase’ Category

Kejujuran

“…Karena kejujuran adalah ketentraman.” (HR. Tirmidzi)

Dari Imam Tirmidzi, suatu ketika datang seorang pemuda kepada Nabi, ”Ya Nabi, nasehatilah aku dengan satu amalan yang jika aku melakukannya, aku kan masuk surga.” lalu Nabi menjawab, ”Jujurlah!”. ”Hanya itu ya Nabi?”, ”Ya!” jawab Nabi. Maka pergilah pemuda tadi. Ketika hendak pergi ke tempat maksiat, ia teringat pesan Nabi tersebut, lalu ia urungkan niatnya, takut ketahuan bila ditanya. Begitu berulang-ulang hingga akhirnya si pemuda terbiasa menghindar maksiat.

Kejujuran adalah keterbukaan hati menerima suatu keadaan dan keberanian dalam menghadapi segala konsekwensi. Inilah yang membuat pemuda itu waspada dengan ucapan dan sikapnya. Kejujuran adalah pangkal kebaikan, Rasul bersabda, ”Hendaklah kalian berlaku jujur. Karena kejujuran membawa pada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” dan ketika Rasul ditanya tentang perilaku penghuni Surga, beliau menjawab, ”Jujur!”. (HR. Muslim)

Kejujuran merupakan sikap mulia di sisi Allah (QS. 9:119), karena menunjukkan rasa hormat pada diri sendiri dan orang lain. Ia merupakan buah dari kejernihan berpikir dan cermin integritas diri. Kejujuran adalah kunci keberkahan, Rasul bersabda, ”Jika mereka berkata benar, menjelaskan sesuatu dengan jernih, maka transaksi mereka akan mendapatkan berkah. Tapi jika menyembunyikan sesuatu serta berdusta, maka berkah yang ada dalam transaksi mereka akan terhapus.” (HR. Bukhari) Bahkan beliau bersabda, “Pedagang yang amanah dan jujur akan bersama dengan para syuhada di hari qiyamah nanti” (HR. Ibnu Majah)

Apalah arti harta banyak, bila tidak berkah akan menjadi petaka. Maka tak perlu berbohong karena takut tidak punya rezeki. Allah maha kuasa tidak pernah lalai mengatur rezeki. Takutlah bila kita tidak jujur dalam mencari rezeki. Jujurlah, walau bersalah agar kita bisa belajar dari kesalahan itu. Orang yang tidak jujur walau nampak berhasil, pada hakikatnya ia telah menipu dan meremehkan diri sendiri, pikiran terganggu, takut kalau kebohongannya terbongkar.

Rasul benci pada sikap tidak jujur karena menutupi kebenaran, mengelabui pandangan dan merusak kepercayaan. Rasul bersabda, ”Dan jauhilah kebohongan. Karena kebohongan membawa pada kejahatan, dan kejahatan membawa pada neraka.” (HR. Muslim) Di hadits lain beliau memperingatkan, ”Celakalah  orang berbicara untuk mengundang tawa orang lain padahal ia berbohong.” (HR. Tirmidzi)

Walau hidup tidak bergelimang harta. Namun dengan kejujuran, hidup kita akan bebas dari was-was, takut, dan cemas. Sehingga kita dapat menikmati kehidupan ini dengan tentram, damai dan bahagia.

Read Full Post »

Terimakasih

Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. 2:186)

“Terima kasih!” ucapan yang sering diajarkan orang tua, ketika kita menerima sesuatu dari orang lain. Sederhana, tapi bernilai di hati. Hati mana yang tidak sejuk dengan ucapan tersebut. Terima kasih mengajarkan kita, saling menghargai dan memahami. Bukan nilai materi yang kita ukur tapi di balik pemberian itu ada kepedulian mereka pada kita. Bukankah hidup menjadi tidak berarti tanpa kepedulian itu?

Kita sering kali menganggap remeh hal-hal yang sederhana, sehingga kita lupa mengucapkan terima kasih. Padahal bila kita renungi, kebaikan dalam diri kita bukan sepenuhnya hasil upaya kita, tapi ada jasa orang lain. Kita sering lupa mengucapkan terima kasih pada sopir angkot yang telah membantu mengantarkan kita dengan selamat.

Kita lupa mengucapkan terima kasih pada guru yang dengan sabarnya mengajarkan ilmu bermanfaat untuk kita. Kita lupa mengucapkan terima kasih pada istri yang telah menyiapkan santapan pagi. Kita lupa mengucapkan terima kasih pada bawahan yang telah membantu pekerjaan kita. Dan yang paling tinggi, kita sering lupa berterima kasih pada Allah Azza wa Jalla yang telah memberi nikmat banyak pada kita tanpa kita minta.

Terima kasih merupakan tanda kebesaran jiwa, karena ia mampu menghargai kebaikan. Allah sendiri sangat menghargai amal seorang hamba (QS 35:30). Memang kebaikan tak perlu mengharap terima kasih. Tapi terima kasih merupakan kebaikan. Walau nampak sepele, tapi berharga. Terima kasih merupakan cerminan kerendahan hati dan kehangatan jiwa, sebagai ungkapan penghargaan kita pada orang lain. Bukankah Allah menyuruh kita membalas penghargaan orang, bahkan dengan yang lebih baik.

Terima kasih merupakan ciri hamba Allah yang pandai bersyukur. Ucapan terima kasih akan memberi energi positif bagi si penerima dan si pemberi. Cobalah ucapkan terimakasih atas sesuatu yang kecil sekali pun, hal itu tidak hanya nyaman di hati orang yang kita tuju, tapi juga akan terasa nyaman di hati kita sendiri.

Read Full Post »

Bila doa tak terkabulkan…

” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. 2:186)

Siapa yang tak pernah berdoa? Tidak ada. Tiap kita pernah bahkan sering berdoa. Apalagi saat kesusahan, doa makin kencang kita panjatkan. Itulah watak manusia. Allah mengerti keluh kesah mereka. Karena itu Allah menyeru hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Saat doa tak kunjung terkabul, bisa jadi jenuh, gelisah bahkan keraguan menghinggapi diri kita, lalu muncul su’udhan pada Allah, kita merasa Allah tidak sayang, tidak adil, dan sebagainya.
Tapi mari kita merenung sejenak. Apakah kita yang mengatur segalanya, atau ada yang mengaturnya? Bukankah hidup ini tempat cobaan dan ujian? Apakah kita yang lebih tahu kebutuhan kita, ataukah Allah?
Sangat mudah bagi Allah mengabulkan doa kita, tapi mengapa belum terpenuhi juga, maka pasti ada hikmah di balik itu. Cobalah evaluasi. Kita menuntut Allah memenuhi permintaan kita, tapi sudahkah kita penuhi kewajiban kita sebagai hamba-Nya? Hamba yang cerdas akan berusaha menunaikan hak-hak tuannya. Ia tahu bahwa bukanlah kewajiban seorang tuan memenuhi semua yang diinginkan hambanya.
Jika kita merasa sudah memenuhi kewajiban itu namun belum juga terkabul, yakinlah ada kebaikan yang Allah maksud di balik itu, Rasul bersabda, “Seorang muslim yang berdoa, memohon pada Allah, dia tidak memohon sesuatu yang berdosa, dan tidak dalam keadaan memutuskan tali shilaturrahim, maka Allah akan memberi salah satu dari tiga kemungkinan. Pertama, doa itu dikabulkan. Berikutnya, doa yang dipanjatkan disimpan oleh Allah untuk (kebaikan) hari kiamat kelak. Kemungkinan terakhir, Allah akan menjauhkan orang tersebut dari keburukan.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Allah juga mengingatkan (QS. 2:216) bahwa boleh jadi kita membenci sesuatu, padahal ia amat baik buat kita, dan boleh jadi kita mendambakan sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kita. Carilah sisi positif dari tiap apa yang kita hadapi. Maka tetaplah sabar dan bersyukur. Bukankah selama ini Allah telah memberi nikmat yang sangat banyak? Allah cinta pada orang yang bersabar atas cobaan dan bersyukur atas nikmat yang diberi.

Read Full Post »

Keindahan…

“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan”. (HR. Muslim)

Kehadiran sesuatu yang indah dalam hidup seseorang, menjadikan perjalanan hidupnya penuh warna, harmonis, ada suatu makna hidup dan perasaan haru yang mendalam, yang sering kali membawa seseorang pada perasaan rendah hati, sekaligus harapan hidup. Sebaliknya kehadiran sesuatu yang buruk dalam hidup seseorang, membuat perjalanan hidup menjadi kusut, ada rasa jengkel yang sering kali membuat frustasi dan redupnya semangat hidup.

Keindahan alam pada hakikatnya merupakan pesona cahaya Ilahi, keagungan Sang Pencipta. Tak dapat dipungkiri indahnya mentari pagi, hijau dedaunan, kemerlip bintang, gemulai ikan, dan rona bunga, akan memberi kenikmatan, menyentuh jiwa, membawa inspirasi dan semangat baru, bahkan mengokohkan iman. Karena itulah Al-Quran sering menyuruh untuk menyegarkan emosional dan spiritual kita dengan tafakkur alam (QS. 10:101; 6:50; 30:50).

Islam menyuruh kita menjaga keindahan itu (QS. 2:205) agar tidak berbalik menjadi keburukan membawa petaka (QS. 30:41). Dan Islam menganjurkan kita berpenampilan seindah mungkin (QS. 7:31), menggunakan wewangian, karena hal itu dapat memberi energi positif pada orang lain, membuat orang lain menjadi nyaman. Tentu keindahan yang dianjurkan tidak hanya fisik, tapi juga sikap dan tutur kata.

Indahnya kepribadian orang beriman tercermin dalam sabda Rasul, “Sungguh menakjubkan urusan orang beriman semua baginya baik, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya” (HR. Muslim). Orang beriman selalu berusaha mencari keindahan dari apa yang ia hadapi, karena ia yakin bahwa ada hikmah di balik itu.

Mulailah hari kita dengan meniatkan diri untuk merasakan setiap keindahan yang hadir di setiap detik. Bukalah pikiran dan hati kita. Carilah keindahan dari apa yang hadir di hadapan kita. Ketika hujan turun, rasakan kesejukan yang ditebarkannya ke penjuru bumi. Amati keindahan setiap tetes air hujan.

Meski guntur dan kilat bersahutan, carilah keindahan yang hanya sekejap hadir, sebagaimana kita menanti lampu blitz fotografer yang menangkap senyum terbaik kita. Ketika panas tiba, rasakan kehangatan yang menyelimuti udara. Carilah sinar matahari bagaikan burung-burung kecil yang sedang mengeringkan sayapnya.

Bahkan ketika hujan dan panas datang bersamaan, carilah keindahan disana. Hanya karena hujan dan sinar mataharilah, pelangi akan nampak keindahannya bukan?

Read Full Post »

Banyak orang bersembunyi di balik bayang-bayang orang lain, sekedar untuk ikut menikmati sedikit keberhasilan. Mereka mengaku ide, jerih payah, karya dan keberhasilan orang lain sebagai milik mereka. Bila kita melakukan hal ini, maka ini bukan saja kegagalan, namun juga kekalahan telak bagi integritas kita. Akuilah keberhasilan orang lain dengan menghargai dan menghormati apa yang telah mereka raih. Nyatakan dengan tulus bahwa keberhasilan ini bukan milik kita. Keberhasilan semu bagaikan pakaian indah yang terpajang di etalase toko. Seberapa bagus kita katakan, tetap saja kita tidak berhak mengenakannya. Mulailah meniti keberhasilan kita sendiri. Meski hanya setetes, keberhasilan sejati adalah mata air bagi padang pasir kita.

Bersembunyi di balik bayang-bayang mungkin membuat kita nyaman. Namun apa yang bisa diberikan sebuah bayangan hanyalah kegelapan. Selama kita berjalan di bawah remang-remang, bagaimana kita bisa mengetahui tempat yang dituju? Karena itu, keluarlah. Tunjukkan kemampuan kita sendiri. Berjalan di bawah terik matahari selalu melelahkan. Namun, keringat itu adalah keringat kita sendiri. Itulah kehormatan kita, yang jauh lebih berharga daripada keberhasilan semu dengan menipu diri sendiri.

Be your self, it’s freedom.

Read Full Post »

Older Posts »